Cite This        Tampung        Export Record
Judul Daun yang jatuh tak pernah membenci angin / Tere Liye
Pengarang Tere Liye
EDISI Cetakan ke 21
Penerbitan Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010
Deskripsi Fisik 264 hlm :- ;20 cm x 14 cm
ISBN 978-979-22-5780-9
Subjek Fiksi Indonesia
Abstrak Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik. Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini. Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua. Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Novel
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000012781 813 TER d Baca di tempat Perpustakaan Keliling - Perpustakaan Keliling Lampu 9032 Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000004805
005 20220107022349
007 ta
008 220107################g##########f#ind##
020 # # $a 978-979-22-5780-9
035 # # $a 0010-0122000169
082 # # $a 813
084 # # $a 813 TER d
100 0 # $a Tere Liye
245 1 # $a Daun yang jatuh tak pernah membenci angin /$c Tere Liye
250 # # $a Cetakan ke 21
260 # # $a Jakarta :$b Gramedia Pustaka Utama,$c 2010
300 # # $a 264 hlm : $b - ; $c 20 cm x 14 cm
520 # # $a Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik. Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini. Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua. Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
650 # 4 $a Fiksi Indonesia
990 # # $a 00000012781/JBPUBEK/2015
Content Unduh katalog